Introduction: Intersecting Interregionalism
In: Intersecting Interregionalism; United Nations University Series on Regionalism, S. 1-12
62 Ergebnisse
Sortierung:
In: Intersecting Interregionalism; United Nations University Series on Regionalism, S. 1-12
Sejak tahun 1970an ASEAN telah mengembangkan bi-regional arrangement dengan organisasi regional di luar kawasan Asia Tenggara dan hybrid interregionalism dengan negara-negara yang memiliki pengaruh di kawasan ini. Anggota-anggota ASEAN juga secara individual mengambil peran aktif dalam transregional arrangement dengan negara-negara non anggota ASEAN. Ragam interregionalisme semakin diperkuat sejak pemimpin-pemimpin ASEAN mencanangkan cita-cita pembentukan komunitas ASEAN di tahun 2003.Penelitian ini mengkaji kontribusi interregionalisme yang melibatkan ASEAN sebagai organisasi maupun negara-negara secara individual terhadap proses pembentukan komunitas ASEAN. Penelitian ini mengikuti argumentasi teoretisi Transaksionalisme, yang menyatakan bahwa interaksi intens dan ekstensif di antara aktor-aktor regional sangat penting untuk menghasilkan fondansi 'we feeling' yang fundamental bagi pembentukan komunitas regional. Berangkat dari konsepsi ini, penelitian ini melihat bahwa faktor determinan untuk penguatan institusi regional bersifat endogenous – terkait kemampuan bangsa-bangsa untuk mendefinisikan identitas regional, membangun kerangka normatif dan organisasional yang menjadi 'code of conduct' dalam interaksi reguler mereka; pendefinisian identitas regional ini merupakan hasil interaksi yang intens dan ekstensif di antara aktor-aktor yang menjadi bagian dalam proses integrasi. Pertanyaan penelitian tentang hubungan interregionalisme dan pembentukan komunitas ASEAN ini menjadi menarik untuk dikaji lebih jauh karena interregionalisme bersentuhan erat dengan faktor yang bersifat exogenous yang berpotensi untuk memperlemah pembentukan 'identitas regional'.Penelitian ini menemukan bahwa bi-regional arrangement dan hybrid interregionalism yang dikembangkan negara-negara ASEAN secara kolektif-institusional maupun transregional arrangement yang melibatkan negara-negara dengan kapasitas individual masing telah menjadikan konstruksi komunitas ASEAN lebih bersifat terbuka dan adaptif terhadap pengaruh ekstra regional. Interregionalisme telah membantu negara-negara anggota untuk memperkuat modalitas dan kapasitas bagi integrasi politik keamanan dan ekonomik dan memfasilitasi konektivitas di antara bangsa-bangsa Asia Tenggara; dan dengan demikian secara potensial menumbuhkan nilai-nilai ke-ASEAN-an di antara mereka. Namun demikian, interregionalisme membawa tantangan aktual serius bagi konsolidasi integrasi ASEAN di bidang ekonomik dan politik-keamanan; konstruksi ASEAN tetap akan dipengaruhi oleh pengaruh-pengaruh eksternal yang diciptakan oleh mitra-mitra interregional ASEAN.
BASE
In: Intersecting Interregionalism; United Nations University Series on Regionalism, S. 71-88
In: United Nations University Series on Regionalism, volume 7
"This book has two mutually reinforcing aims/parts. The first aim is to contribute to a more productive debate between different theoretical standpoints. There is surprisingly little theoretical and conceptual debate in this burgeoning field, which is one major reason for the failure to fully grasp the diversity of today's interregionalism. Too often theorists speak past each other, without really engaging with alternative theoretical perspectives or competing research results. Indeed, this book constitutes the first systematic attempt to bring together leading theories and theorists of interregionalism. Leading scholars from around the world develop their own distinctive theoretical perspectives on interregionalism, with a particular emphasis on the dynamic relationship between regionalism and interregionalism. These highly acclaimed theorists have all been associated over the years with a variety of disciplines, institutions, schools and debates and so bring a rich set of insights and connections to this pioneering project. The second part of the book 'unpacks' and problematises the region, the driving actors and institutions that are engaged in interregional relations. There is a strong tendency in the field to treat regions as coherent units actors in an interregional relationship, and such simplified notions about 'regions' and 'regional organisations' necessarily result in superficial and misleading understandings of interregionalism. This part of the book connects the theoretical discussion in the first part with a manageable empirical object."--Publisher's description
In: Intersecting Interregionalism; United Nations University Series on Regionalism, S. 55-70
In: Études internationales: revue trimestrielle, Band 44, Heft 1, S. 156-156
ISSN: 0014-2123
In: United Nations University series on regionalism 7
World Affairs Online
In: Intersecting Interregionalism; United Nations University Series on Regionalism, S. 15-35
In: Europe Asia studies, Band 64, Heft 7, S. 1340-1342
ISSN: 1465-3427
In: Europe Asia studies, Band 64, Heft 7, S. 1340-1343
ISSN: 0966-8136
In: International journal of peace studies, Band 18, Heft 1, S. 83-101
ISSN: 1085-7494
World Affairs Online
In: Intersecting Interregionalism; United Nations University Series on Regionalism, S. 91-106
In: Intersecting Interregionalism; United Nations University Series on Regionalism, S. 37-54
In: Routledge contemporary Asia series
In: Journal of common market studies: JCMS, Band 50, Heft 5, S. 856-857
ISSN: 0021-9886