Conflict Resolution in Coastal Resource Utilization among Fishermen and Unconventional Tin Miners ; Resolusi Konflik Pemanfaatan Sumberdaya Pesisir antara Nelayan dengan Penambang Timah Inkonvensional
Coastal as an open-access resource has the potential to cause conflict with spatial use. This research aims to analyze the conflict in the utilization of coastal resources among fishermen and unconventional tin miners. This research used a survey research method with qualitative descriptive research, including income analysis, employment opportunities, education, and health. Respondents in this research were fishermen and unconventional tin miners in Bangka Tengah district, including Batu Belubang village - Pangkalan Baru sub-district, Kurau village - Koba sub-district, and Baskara Bhakti village - Namang sub-district. Data collection using methods through observation, interviews, and documentation. Conflicts are analyzed through a stakeholder analysis approach with an onion analysis approach. The results showed that there were four main issues triggering conflict: 1) environmental issues; 2) social issues; 3) law violation issues; 4) economic issues. Conflict resolution that is collaborative with a negotiation approach that combines elements of the user community (fishing groups and unconventional miners) and the government known as Co-Management which avoids the excessive dominant role of one party in the management of coastal and marine resources, including equitable division of territory between fishing and mining areas, with reference to coastal and marine spatial regulations in the Bangka Belitung Islands Province, Indonesia. ; Pesisir sebagai sumberdaya open-access berpotensi menimbulkan konflik pemanfaatan ruang. Penelitian ini bertujuan menganalisis konflik pemanfaatan sumberdaya pesisir antara nelayan dengan penambang timah inkonvensional. Penelitian ini menggunakan metode penelitian survei dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif, meliputi análisis pendapatan, kesempatan kerja, pendidikan, dan kesehatan. Responden dalam penelitian ini adalah nelayan dan penambang timah inkonvensional di Kabupaten Bangka Tengah, meliputi Desa Batu Belubang Kecamatan Pangkalan Baru, Desa Kurau Kecamatan Koba dan Desa Baskara Bhakti Kecamatan Namang. Pengumpulan data menggunakan metode melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Konflik dianalisis melalui pendekatan analisis stakeholder dengan pendekatan analisis bawang bombay. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat empat isu utama pemicu timbulnya konflik: 1) isu lingkungan; 2) isu sosial; 3) isu pelanggaran hukum; dan 4) isu ekonomi. Resolusi konflik yakni kolaboratif dengan pendekatan negosiasi yang memadukan antara unsur masyarakat pengguna (kelompok nelayan dan penambang inkonvensional) dan pemerintah yang dikenal dengan Co-management yang menghindari peran dominan yang berlebihan dari satu pihak dalam pengelolaan sumberdaya pesisir dan laut, diantaranya pembagian wilayah secara adil antara area penangkapan ikan dan tambang, dengan mengacu pada peraturan tata ruang pesisir dan laut di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Indonesia.