Palm Oil and Natural Disasters: Sociological Meanings of Discourses on the Ecological Impact of Oil Palm Expansion ; Kelapa Sawit dan Bencana Alam: Makna Sosiologis Diskursus Dampak Ekologis Ekspansi Sawit
Since its inception and until now, oil palm plantations have been controversial in Indonesia. Although there is ample evidence presented by proponents proving that oil palm expansion has made an important contribution to the Indonesian economy, from an ecological point of view, it is claimed by critics to have negative impacts on the environment, one of which is the cause of natural disasters. The link between oil palm expansion and natural disasters is debated between critics and supporters of oil palm expansion. This study examines the theme of criticism of oil palm expansion as a cause of natural disasters and counter-discourse of supporting oil palm expansion. By using literature study methods and an environmental, sociological perspective, it is found that the discourse on the impact of oil palm plantation expansion shows a contradiction between the views of the New Ecological Paradigm (Paradigma Ekologi Baru or PEB) and the Human Exemptionalism Paradigm (Paradigma Keterpisahan Manusia or HEP). The Indonesian government is building a counter-discourse of ecological modernization to maintain and develop oil palm plantations expansion. ; Sejak awal dan hingga saat ini, perkebunan kelapa sawit menjadi kontroversi di Indonesia. Meskipun banyak bukti yang disajikan oleh para pendukung yang membuktikan bahwa ekspansi kelapa sawit telah memberikan kontribusi penting bagi perekonomian Indonesia, dari sudut pandang ekologis, hal tersebut diklaim oleh para kritikus memiliki dampak negatif terhadap lingkungan, salah satunya adalah penyebab bencana alam. Kaitan antara ekspansi kelapa sawit dan bencana alam, kemudian, menjadi perdebatan antara kritikus dan pendukung ekspansi kelapa sawit. Penelitian ini mengkaji tema wacana kritik ekspansi sawit sebagai penyebab bencana alam dan kontra wacana pendukung ekspansi sawit. Dengan menggunakan metode studi literatur dan perspektif sosiologi lingkungan, diperoleh hasil bahwa diskursus tentang dampak perluasan perkebunan kelapa sawit menunjukkan adanya kontradiksi antara pandangan Paradigma Ekologi Baru (PEB) dan Paradigma Keterpisahan Manusia (PKM). Pemerintah Indonesia membangun diskursus tandingan yang modernisasi ekologis untuk mempertahankan dan mengembangkan ekspansi perkebunan kelapa sawit.