Open Access BASE2018

The Politicization of Religion, Ironi of Ideology and Clash of Discourse Approaching 2019 General Election

Abstract

Artikel ini mengkaji penggunaan wacana komunisme yang kerapkali dijadikan issu untuk merepresentasikan keberadaan individu, kelompok maupun institusi tertentu di Indonesia. Wacana digunakan oleh pihak pihak tertentu sebagai cara mengkomunikasi maksud untuk menarik perhatian, membentuk pencitraan, membelah opini publik, dan pada akhirnya sebagai saluran membangun letimasi politik. Pada akhir bulan September 2017 wacana komunisme sebagai bahaya laten bagi Negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merebak kembali melalui instruksi Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantyo kepada jajaran TNI untuk memutar kembali film "G.30 S/PKI". Instruksi Panglima TNI tersebut menimbulkan pro-kontra di masyarakat di luar internal TNI. Melalui analisis wacana model Althusser dan Faucoult akan dapat dikontruksi komunikasi politik yang terjadi di level individu maupun institusi berkaitan dengan ajang pemilu tahun 2019. Kajian ini dapat memberikan gambaran awal dan umum tentang issu issu yang digunakan sebagai instrument politik dalam kontestasi politik tahun 2019. Issu bahaya laten komunisme akan merecovery kelompok masa lalu yang dilabeling pada masa Orde Baru dan sebaliknya mereposisi kelompok Orde Baru yang dituduh mengaburkan sejarah dan akan muncul kelompok baru sebagai pendulum issu terdebut. Kata Kunci : Komunisme, Legitimasi, produksi wacana, reproduksi wacana, Pilpres 2019

Languages

English

Publisher

IAIN Pekalongan

DOI

10.28918/jupe.v15i1.1357

Report Issue

If you have problems with the access to a found title, you can use this form to contact us. You can also use this form to write to us if you have noticed any errors in the title display.