Open Access BASE2019

A Social Mapping of Fishermen Resource and Accessibility for Coastal Tourism Development Policy ; Pemetaan Sosial terhadap Sumberdaya dan Aksesibilitas Nelayan dalam Kebijakan Pembangunan Wisata Pesisir

Abstract

Many fishermen in Indonesia have not fully utilized marine resources properly. However, the government has several ways to improve the welfare of fishermen in other sectors than the fisheries; one of them is connecting between fishermen, coastal and tourism. Meninting of West Lombok is a strategic coastal village for the tourism sector. This village has started to develop tourist destinations since 2011, unfortunately, there is no data on fishermen as a real interest group. This study develops a research pattern on fishing communities which generally discusses the social resources of fishermen and the political aspects of fishing communities separately. This study used a qualitative approach to the social mapping method. Data obtained through interviews and observations of purposively selected informants. The data related to fishermen resources are in maps, followed by an analysis of their accessibility to policy. Spatial aspects strengthen their social resources, interests, and accessibilities to coastal tourism development. The results show that the social resources of fishermen of Meninting Village are unevenly distributed in five dusun (sub-villages). Indicators shown are; capital ownership, mastery of knowledge and skills, ownership of production equipment, use of science and technology, ability to diversify production, fishermen's sociopolitical relations and ability to recognize the economic prospects of coastal tourism. Fishermen who live in areas directly facing the sea have better social resources and firmer interests in coastal development. The accessibility of fishing groups is limited in the development policy. Only fishermen in sub-village located in a coastal area can show themselves as defenders. While the fishermen who live far from the beach tend to be latent or even apathetic. This study recommends the need for other social mapping studies on the characteristics of coastal communities and the need for the government to use the social mapping information of fishing communities to formulate policies that contain regional aspects in coastal tourism development. ; Nelayan belum menikmati dengan baik kesejahteraan dari sumber daya laut Indonesia. Cara-cara meningkatkan kesejahteraan nelayan di luar sektor perikanan sudah dimiliki oleh pemerintah. Salah satunya mengaitkan nelayan, pesisir dan wisata. Meninting di Lombok Barat adalah desa pesisir yang strategis di sektor pariwisata. Desa ini sudah mulai melakukan pengembangan destinasi wisata sejak tahun 2011, namun sayangnya tidak ada data mengenai nelayan sebagai kelompok kepentingan yang riil. Penelitian ini mengembangkan pola penelitian-penelitian tentang masyarakat nelayan pada umumnya yang membahas secara terpisah antara sumberdaya sosial nelayan dan aspek politik masyarakat nelayan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan metode pemetaan sosial. Data diperoleh melalui wawancara dan observasi terhadap informan yang dipilih secara purposif. Data terkait dengan sumber daya nelayan disajikan dalam bentuk peta, diikuti dengan analisis mengenai aksesibilitas mereka terhadap kebijakan. Aspek spasial memperkuat sumberdaya sosial yang dimiliki nelayan, kepentingan dan aksesibilitas mereka terhadap pembangunan wisata pesisir. Penelitian menunjukkan sumber daya sosial nelayan di Desa Meninting tersebar tidak merata pada lima dusun. Indikator yang ditunjukkan adalah; kepemilikan modal, penguasaan pengetahuan dan keterampilan, kepemilikan alat produksi, penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi, kemampuan diversifikasi hasil produksi, hubungan sosial-politik nelayan dan kemampuan untuk mengenali prospek ekonomi wisata pesisir. Nelayan yang tinggal di wilayah yang langsung berhadapan dengan laut memiliki sumberdaya sosial yang lebih baik dan kepentingan yang lebih tegas terhadap pembangunan pesisir. Aksesibilitas kelompok nelayan terbatas dalam kebijakan pembangunan tersebut. Hanya nelayan-nelayan di dusun pesisir yang mampu menunjukkan diri sebagai defenders. Sementara nelayan-nelayan yang tinggal berjauhan dari pantai cenderung latents atau bahkan apathetic. Penelitian ini merekomendasikan perlunya kajian sosio-spasial lainnya mengenai karakteristik masyarakat pesisir dan perlunya pemerintah memanfaatkan informasi sosio-spasial masyarakat nelayan untuk merumuskan kebijakan-kebijakan yang memuat aspek kewilayahan dalam pembangunan wisata pesisir.

Sprachen

Englisch, Indonesisch

Verlag

Laboratorium Rekayasa Sosial FISIP Universitas Bangka Belitung

DOI

10.33019/society.v7i2.101

Problem melden

Wenn Sie Probleme mit dem Zugriff auf einen gefundenen Titel haben, können Sie sich über dieses Formular gern an uns wenden. Schreiben Sie uns hierüber auch gern, wenn Ihnen Fehler in der Titelanzeige aufgefallen sind.