Open Access BASE2020

Primordialism and Voting Behavior of Malay Ethnic during the 2005-2015 Riau Islands Governor Election ; Primordialisme dan Perilaku Memilih Etnis Melayu pada Pemilihan Gubernur Kepulauan Riau 2005-2015

Abstract

This research aims to examine primordialism and voting behavior of Malay ethnic during the 2005-2015 Riau Islands governor election (Pemilihan Gubernur or Pilgub). The political phenomenon in Riau Islands seems to be different from other areas where other Malays dominate since non-Malay ethnic candidates won the governor election. This research used a qualitative method with a descriptive technique. The data were collected using in-depth interviews and direct observation. Informants were selected using a purposive sampling technique. The result found that people of Malay ethnic are open-minded. The candidates elected also can prove qualified personal and successfully leading the Malay ethnic people in moving ahead. Non-Malay ethnic won the Riau Islands (known as Kepri (Kepulauan Riau)) governor election determined by 1) The political identity of Malay ethnic people is open-minded, coexisting Islamic identity, speaking Malay language, practicing Malay culture, and committing to build and develop Malay ethnic people, so the candidates identified as part of Malay ethnic people and considered by the Malay ethnic people as a candidate for leader of the Malay people in a broadening sense; 2) the figure of candidates can socialize with people of Malay ethnic; 3) other minority ethnics and political parties supported the candidates. Native Malay candidates were failed due to the lack of contribution to the people of Malay ethnic in particular and the Riau Islands in general. ; Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui primordialisme dan perilaku memilih etnis Melayu pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kepulauan Riau 2005-2015. Fenomena politik di Kepulauan Riau tampak berbeda dengan daerah lain yang didominasi etnis Melayu sejak kandidat dari etnis non-Melayu memenangkan pemilihan gubernur. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan observasi langsung. Informan dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menemukan bahwa masyarakat etnis melayu berpikiran terbuka. Kandidat yang terpilih juga dapat membuktikan personal yang berkualitas dan berhasil memimpin etnis melayu untuk maju. Etnis non-Melayu memenangkan Pemilihan Gubernur Kepulauan Riau (Kepri) ditentukan oleh 1) Politik indentitas masyarakat etnis melayu adalah berpikiran terbuka, berdampingan dengan identitas Islam, berbicara bahasa Melayu, mengamalkan budaya Melayu, dan berkomitmen untuk membangun dan mengembangkan masyarakat Melayu, sehingga kandidat teridentifikasi sebagai bagian dari etnik Melayu dan dianggap oleh masyarakat Melayu sebagai kandidat pemimpin masyarakat Melayu dalam arti yang luas; 2) figur kandidat mampu bersosialisasi dengan masyarakat etnis Melayu; 3) etnis minoritas lainnya dan partai politik mendukung kandidat. Kandidat dari etnis Melayu gagal karena minimnya kontribusinya kepada masyarakat Melayu pada khususnya dan Kepulauan Riau pada umumnya.

Sprachen

Englisch, Indonesisch

Verlag

Laboratorium Rekayasa Sosial FISIP Universitas Bangka Belitung

DOI

10.33019/society.v8i2.207

Problem melden

Wenn Sie Probleme mit dem Zugriff auf einen gefundenen Titel haben, können Sie sich über dieses Formular gern an uns wenden. Schreiben Sie uns hierüber auch gern, wenn Ihnen Fehler in der Titelanzeige aufgefallen sind.