POLITIK
In: Dokumente: Zeitschrift für den deutsch-französischen Dialog, Band 63, Heft 6, S. 19-25
ISSN: 0012-5172
386866 Ergebnisse
Sortierung:
In: Dokumente: Zeitschrift für den deutsch-französischen Dialog, Band 63, Heft 6, S. 19-25
ISSN: 0012-5172
In: Dokumente: Zeitschrift für den deutsch-französischen Dialog, Band 63, Heft 1, S. 15-19
ISSN: 0012-5172
In: Dokumente: Zeitschrift für den deutsch-französischen Dialog, Band 63, Heft 1, S. 8-14
ISSN: 0012-5172
In: Dokumente: Zeitschrift für den deutsch-französischen Dialog, Band 62, Heft 2, S. 17-27
ISSN: 0012-5172
In: Dokumente: Zeitschrift für den deutsch-französischen Dialog, Band 62, Heft 5, S. 27-29
ISSN: 0012-5172
In: Dokumente: Zeitschrift für den deutsch-französischen Dialog, Band 62, Heft 4, S. 10-13
ISSN: 0012-5172
In: Dokumente: Zeitschrift für den deutsch-französischen Dialog, Band 56, Heft 5, S. 396-403
ISSN: 0012-5172
In: Einführung in die Landeskunde Frankreichs, S. 111-152
In: Dokumente: Zeitschrift für den deutsch-französischen Dialog, Band 56, Heft 5, S. 379-387
ISSN: 0012-5172
In: Dokumente: Zeitschrift für den deutsch-französischen Dialog, Band 54, Heft 2, S. 123-126
ISSN: 0012-5172
Mit seinem Bestseller ?Das Ende der Gerechtigkeit? schlug Jens Gnisa Alarm, um die Erosion der Justiz zu stoppen. Jetzt sieht Gnisa unser politisches System in Gefahr. Immer häufiger fühlen sich die Bürger von der Politik abgeschrieben. Die Volksvertreter nehmen die Anliegen der Wähler nicht mehr ernst genug, was u.a. das Desaster um die Ministerpräsidentenwahl in Thüringen gezeigt hat. Die Folge: Unsere Demokratie wird durch zunehmenden Populismus und Politikverdrossenheit geschwächt. Jens Gnisa kritisiert diese Bürgerferne und möchte sie zugleich überwinden. Dazu beschliesst er, sein Amt als Richter niederzulegen und selbst in die Politik zu gehen. Vor Ort, in den Gemeinden, so Gnisa, funktioniert die Politik. Von dort aus muss sie sich erneuern. Wie das gehen soll und seinen Weg in die Politik, beschreibt er in seinem neuen Buch. (Verlagstext)
This research aimed to examine the relationship between political trust and political participations among young voters. One hundred and five young voters participated in this quantitative study, sampled by using non-probability sampling (purposive sampling). Data were collected by using Political Trust Scale and Political Participation Scale, both developed by Akhrani (2016). Data obtained from this study were then analysed by using Pearson's Product Moment technique. The result showed that significant correlation between political trust and political participation do exist (r=0.296, n=105, p=0.002). This result implies that the higher the political trust is, the higher the political participation will be. This study have practical implication that votes from young voters matter significantly for political party as they constitute 20% of overall voters. Therefore, in order to win young voters' vote, government and political parties should improve their political performance.Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kepercayaan politik dengan partisipasi politik pada pemilih pemula. Responden dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif ini adalah 105 orang pemilih pemula, yang diperoleh dengan menggunakan teknik non probability sampling (purposive sampling). Data dikumpulkan dengan menggunakan Skala Kepercayaan Politik dan Skala Partisipasi Politik dari Akhrani (2016). Analisis data penelitian ini menggunakan teknik Product Moment dari Pearson. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kepercayaan politik dengan partisipasi politik (r=0.296, n=105, p=0.002). Hal ini bermakna semakin tinggi kepercayaan politik maka akan semakin tinggi pula partisipasi politiknya. Penelitian ini memberikan implikasi praktis bahwa suara para pemilih pemula sangat penting bagi partai politik karena jumlahnya yang mencapai 20% dari keseluruhan suara pemilih. Dengan demikian, untuk mendapatkan suara para pemilih pemula, pemerintah dan partai politik harus memperbaiki kinerja politiknya. ; This research aimed to examine the relationship between political trust and political participations among young voters. One hundred and five young voters participated in this quantitative study, sampled by using non-probability sampling (purposive sampling). Data were collected by using Political Trust Scale and Political Participation Scale, both developed by Akhrani (2016). Data obtained from this study were then analysed by using Pearson's Product Moment technique. The result showed that significant correlation between political trust and political participation do exist (r=0.296, n=105, p=0.002). This result implies that the higher the political trust is, the higher the political participation will be. This study have practical implication that votes from young voters matter significantly for political party as they constitute 20% of overall voters. Therefore, in order to win young voters' vote, government and political parties should improve their political performance.Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kepercayaan politik dengan partisipasi politik pada pemilih pemula. Responden dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif ini adalah 105 orang pemilih pemula, yang diperoleh dengan menggunakan teknik non probability sampling (purposive sampling). Data dikumpulkan dengan menggunakan Skala Kepercayaan Politik dan Skala Partisipasi Politik dari Akhrani (2016). Analisis data penelitian ini menggunakan teknik Product Moment dari Pearson. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kepercayaan politik dengan partisipasi politik (r=0.296, n=105, p=0.002). Hal ini bermakna semakin tinggi kepercayaan politik maka akan semakin tinggi pula partisipasi politiknya. Penelitian ini memberikan implikasi praktis bahwa suara para pemilih pemula sangat penting bagi partai politik karena jumlahnya yang mencapai 20% dari keseluruhan suara pemilih. Dengan demikian, untuk mendapatkan suara para pemilih pemula, pemerintah dan partai politik harus memperbaiki kinerja politiknya.
BASE
Editors: Nov. 1907- R. Schmidt, A. Grabowsky. ; Publication suspended Apr. 1945-1953. ; Mode of access: Internet. ; Organ of the Hochschule für Politik München.
BASE
Pasca terbit Putusan Mahkamah Konstitusi No.33/PUU-Xlll/2015 sebagai pem-batalan larangan politik dinasti, sejumlah calon dari kerabat petahana maju dalam Pilkada 2015 dan terus berlanjut di pilkada setelahnya. Selain karena hambatan regulasi yang telah dianulir oleh Mahkamah Konstitusi, maraknya calon yang berlatar belakang dinasti terindikasi adanya masalah di partai politik dalam melaksanakan fungsi rekrutmen politik. Artikel ini berusaha menjelaskan bagaimana partai-partai politik melaksanakan proses rekrutmen politik untuk pencalonan pilkada yang ikut menyuburkan politik dinasti. Artikel ini menggunakan data dari studi literatur, hasilnya menunjukkan bahwa rekrutmen politik untuk pencalonan pilkada oleh partai politik bersifat sentralistis dan informal, serta menggunakan pertimbangan pragmatis dengan menambahkan syarat kemampuan finansial dan tingkat elektabilitas calon, sehingga lebih memberi jalan bagi calon yang berlatar belakang dinasti.
BASE