Suchergebnisse
Filter
983 Ergebnisse
Sortierung:
ANALISIS ISI SILABUS, RPP, DAN BAHAN AJAR MATA PELAJARAN BAHASA MANDARIN SMP NUSA PUTERA, SMP KEBON DALEM, DAN SMP KARANGTURI SEMARANG
Abstract___________________________________________________________________The curriculum is one of the educational variables which have an important role in improving the education quality. Every educational unit has been given the freedom to arrange and develop its own curriculum which is based on the arrangement guideline developed by the National Education Standards(BSNP). Meanwhile, the government doesn't provide the curriculum of Mandarin subject at junior high school level, so that the curriculum arrangement responsibility given to each educational unit. The purpose of this study is to determine the content and the curriculum development of Mandarin subject in the scope of syllabus and lesson plan at junior high school grade VII. The research approach which was used in this research is descriptive qualitative. Based on the findings in the form of Mandarin subject curriculum content analysis from SMP Nusa Putera, SMP Karangturi and SMP Kebon Dalem had been known that there are differences between the curriculum contents of each school. From the research findings, it is known that there is still weakness in the curriculum arrangement, both components and development. It is necessary to do further socialization for schools and the teachers in arranging the curriculum content in order to create a more effective and efficient curriculum. Abstrak__________________________________________________________________Kurikulum merupakan salah satu variabel pendidikan yang berperan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Setiap satuan pendidikan diberi keleluasaan untuk menyusun dan mengembangkan kurikulumnya sendiri yang berpedoman pada panduan penyusunan yang dikembangkan BSNP. Kurikulum bahasa Mandarin untuk tingkat SMP pemerintah tidak mengeluarkan sehingga penyusunannya diserahkan kepada masing-masing pihak satuan pendidikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui isi dan pengembangan kurikulum bahasa Mandarin dalam lingkup Silabus dan Rancangan Program Pembelajaran (RPP) SMP kelas VII. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian yang berupa analisis terhadap isi kurikulum bahasa Mandarin dari SMP Nusa Putera, SMP Karangturi dan SMP Kebon Dalem diketahui bahwa terdapat perbedaan antara masing-masing isi kurikulum sekolah tersebut. Dari hasil penelitian masih terdapat kekurangan dalam penyusunan kuirikulum tersebut baik dari segi komponen maupun pengembangannya. Hal ini diperlukan sosialisasi lebih lanjut untuk pihak sekolah dan para pengajar dalam menyusun isi kurikulum agar dapat tercipta kurikulum yang lebih efektif dan efisien.
BASE
PERBANDINGAN PERILAKU HIDUP SEHAT ANTARA SISWA SMP NEGERI 2 WONOAYU DENGAN SMP ULUL ALBAB
Abstrak Sekolah merupakan tempat dimana anak-anak memperoleh pendidikan. Sekolah terbagi dalam sekolah negeri dan sekolah swasta. Sekolah negeri adalah sekolah yang dikelola oleh pemerintah sedangkan sekolah swasta adalah sekolah yang tidak dikelola oleh pemerintah. Perbedaan pengelolaan antara kedua sekolah tersebut membuat perbedaan salah satunya adalah perilaku hidup sehat siswa yang dipengaruhi oleh lingkungan, program UKS dan adanya pendidikan kesehatan. Kesehatan mempunyai peran penting dalam menunjang generasi penerus bangsa untuk menjalani pendidikan yang baik. Maka dari itu pendidikan kesehatan harus diberikan sejak anak usia dini sehingga anak mampu mengetahui pengetahuan dan menjaga akan perilaku hidup sehatnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan tingkat perilaku hidup sehat siswa di SMP Negeri 2 Wonoayu dan di SMP Ulul Albab. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimen dengan desain penelitian komparatif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 2 Wonoayu dan siswa SMP Ulul Albab dengan jumlah 1109 siswa dan sampel penelitian ini adalah kelas 8C, 7C, 9C, 9H, 7H, 8F di SMPN 2 Wonoayu dan kelas 9E, 8D, 7A, 9A, 7B, 8C di SMP Ulul Albab dengan jumlah 341 siswa, dimana teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah stratified random sampling. Instrumen pada penelitian ini menggunakan angket perilaku hidup sehat dengan 33 butir pertanyaan terkait kebersihan pribadi, tidak merokok dan tidak menggunakan NAPZA, olahraga secara teratur, pola makan dan membuang sampah. Untuk analisis data yang digunakan adalah Uji-T atau uji beda dengan Independent Sample. Berdasarkan hasil perhitungan statistik menunjukkan mean dari hasil angket siswa SMP Negeri 2 Wonoayu sebesar 81,2240 sedangkan mean dari hasil angket siswa SMP Ulul Albab sebesar 81,8403. Hasil analisis data dan pembahasan yang dilihat dari uji Independent Sample Test menunjukkan bahwa nilai signifikan (0,355) lebih besar dari alpha (5%) atau 0,05. Sehingga dengan demikian H0 diterima dan H1 ditolak. Jadi tidak ada perbedaan yang signifikan tingkat perilaku hidup sehat antara siswa SMP Negeri 2 Wonoayu dengan siswa SMP Ulul Albab. Hal ini menunjukkan bahwa siswa SMP Negeri 2 Wonoayu dan SMP Ulul Albab memiliki tingkat perilaku hidup sehat yang sama. Kata Kunci : Sekolah Negeri, Sekolah Swasta, Perilaku Hidup Sehat Abstract The School is a place where students get an education. schools are divided into state schools and private schools. A public school is a school run by the government while the private school is a school that is not run by the government. The difference between the management of both schools make a difference one of which is the health behavior of students are influenced by the environment, UKS program and health education. Health has an important role in supporting the future generation to live a good education. Therefore health education must be given since early childhood so that children are able to determine their knowledge and maintain healthy living behaviors. This study aimed to compare the rate of healthy behavior of students in SMPN 2 Wonoayu and in SMP Ulul Albab. This study is a non-experimental design comparative research. The population in this study were students of SMP Negeri 2 Wonoayu and students of SMP Ulul Albab with the number of 1109 students and a sample of this research is class 8C, 7C, 9C, 9H, 7H, 8F in SMPN 2 Wonoayu and class 9E, 8D, 7A, 9A, 7B, 8C in SMP Ulul Albab with a number of 341 students, where the technique is used for sampling is stratified random sampling. Instruments in this study using healthy behavior questionnaire with 33 items of personal hygiene-related questions, do not smoke and do not use drugs, regular exercise, eating and taking out the trash. For the analysis of the data used is Test-T or a different test with Independent Sample. Based on the results of statistical calculations determining the mean of the results of the questionnaire students of SMP Negeri 2 Wonoayu amounted to 81.2240 while the mean of the junior high student questionnaire results Ulul Albab of 81.8403. The results of data analysis and discussion of the views of the Independent Sample Test showed that significant value (0.355) is greater than alpha (5%) or 0.05. So therefore H0 is accepted and H1 is rejected. So there is no significant difference between the rate of healthy behavior students of SMP Negeri 2 Wonoayu with students OF SMP Ulul Albab. This shows that students of SMP Negeri 2 Wonoayu and students of of SMP Ulul Albab have the same level of healthy behavior. Key words: Public Schools, Private Schools, Healthy Lifestyle
BASE
SMP ISLAM TERPADU INSAN MADANI BANJARMASIN
The increasing number of population citizens in Banjarmasin from year to year has an effect on the increasing need for educational facilities, in terms of quality and quantity. Besides the government, the private sector also provides formal education facilities. Insan Madani Integrated Islamic Junior High School Banjarmasin is one of the private schools in Banjarmasin. But the Bina Insan Madani Foundation has not provided a school building that complies with government standards. It is necessary to design Insan Madani Integrated Islamic Junior High School Banjarmasin in accordance with the standards and create an educational atmosphere that can support the learning process. The Architectural Programming method of William Pena was chosen to solve the architectural problem. The Qur'an Educative Space Concept is a design of SMPIT Insan Madani Banjarmasin which makes every room in this school a place of learning. Qur'an Educative space is applied to outer space and inner space, so students can study in every room and memorize the Qur'an well in the school ; Meningkatnya jumlah populasi penduduk di Banjarmasin dari tahun ke tahun berpengaruh pada meningkatnya kebutuhan untuk fasilitas pendidikan, dari segi kualitas maupun segi kuantitas. Selain pihak pemerintah, pihak swasta pun turut menyediakan fasilitas pendidikan formal. SMP Islam Terpadu Insan Madani Banjarmasin merupakan salah satu sekolah swasta di Banjarmasin. Namun pihak Yayasan belum menyediakan gedung sekolah yang sesuai standar dari pemerintah. Maka diperlukan rancangan SMP Islam Terpadu Insan Madani Banjarmasin yang sesuai dengan standar dan menciptakan suasana edukatif yang dapat mendukung proses pembelajaran umum, ke-Islam Terpaduan, dan kemampuan Tahfidz. Metode Architectural Programming milik William Pena dipilih untuk penyelesaian permasalahan arsitektural. Konsep Qur'an Educative Space merupakan rancangan SMPIT Insan Madani Banjarmasin yang menjadikan setiap ruang di sekolah ini sebagai tempat pembelajaran. Qur'an Educative Space diterapkan pada ruang luar dan ruang dalam, sehingga siswa dapat belajar di setiap ruang di sekolah tersebut dan dapat menghafal Al-Qur'an dengan baik.
BASE
IMPLEMENTASI SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DI SMP
The study aimed at discovering (i) the description of teh implementation of academic supervision of supervisor at SMPN Katumbangan Lemo in Polewali Mandar district, (ii) the factors which influence academic supervision of supervisor at SMPN Katumbangan Lemo in Polewali Mandar district. The study is aqualitative research with a case study approach. The study provided in-depth description on the implementation of academic supervision of supervisor at SMPN Katumbangan Lemo in Polewali Mandar district. Data sources were taken purposively. Data were collected through interview, obervation, and documentation then validated through triangulation and meber check. The results of the study revealed that (i) the implementation of academic supervision of supervisor at SMPN Katumbangan Lemo in Polewali Mandar district ran well by applying supervision principles: scientific principle, democratic principle, constructive and creative principles, and partnership principle; by applying supervision techniques: individual technique such as class visit, class observation, and teaching demonstration, and group techniques such as teacher meeting, group study of teachers and MGMP, and discussion as a group process which applied supervision mode: scientific model, artistic model, and clinical model; the factors which influenced academic supervision of supervisor were the internal and external factors. The internal factors were strong commitment of supervisor, academic competence of supervisor in terms of ability in guiding to arrange the syllabus, lesson plan, the selection and use of method, the use of media and learning facility, the utilization of information technology, guiding to teach in class, and guiding and evaluating the process of teaching, and highly motivation of supervisor. Whereas, the external factors of supervisor were empowerment of supervisor by the superior by giving the authority, good working environment, friendly, conducive, pleasant, working together and supported each other, and the superior policy factor towards supervisor in providing support and decision making from Kadisdikpora and the principal based on the recommendation from the supervisor in terms of the improvement of teaching quality in school.
BASE
Propuestas SMP para la competitividad regional
A continuación, dos elementos estratégicos conexos asociados a la dimensión económica de la competitividad, que dado su alcance suprarregional requieren mayores niveles de gestión por parte de los actores sociales del territorio. Entre ellos: el Ferrocarril Cafetero como fórmula que permite implementar la multimodalidad al integrar el sistema de transporte de carga de la Región Andina de Colombia. Además, un anexo titulado "La red vial de Colombia se abrió paso en la UN" tomado de UN Periódico, que resalta entre otros aportes de nuestra sesquicentenaria institución, dicho proyecto
BASE
Pusat Informasi dan Konseling Masyarakat di SMP Muhammadiyah Al-Mujahidin dan SMP Negeri 2 Playen, Gunungkidul, Yogyakarta
AbstractCirculation and drug abuse appear as a lack of understanding of the students about the impact of drugs. School counselors have a role in preventive efforts to prevent circulation and abuse in the school environment through counseling and counseling services in the Information and Counseling Center program in peer guidance and peer counseling. The purpose of the Information and Counseling Center program is as a precautionary measure of drug abuse and abuse, as well as insights into the implementation of peer guidance and peer counseling. Method of execution through counseling, training, and forum discussion group. The program targets are students and counselors at SMP Muhammadiyah Al-Mujahidin Playen and SMP Negeri 2 Playen, Gunungkidul, Yogyakarta. Evaluate the implementation through group discussion forums with policymakers. The results of the implementation of the Information and Counseling Center program is the emergence of an understanding of students, counselors, and the school about emergency drugs in Playen, Gunungkidul as a tourist environment as well as development of peer guidance and peer counseling skills on students and counselors. The hope of the program is the development of government policies for the application of the Center for Information and Counseling Services at schools. Keywords: Information and Counseling Center, Drug Prevention
BASE
Implementasi Kompetensi Manajerial Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kinerja Guru di SMP BPI dan SMP Pasundan 1 Kota Bandung
Secara spesifik penelitian ini bertujuan untuk menggali, menganalisis dan memperoleh data tentang : Perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan.dan evaluasi kompetensi manajerial Kepala SMP dalam Meningkatkan Kinerja guru. Faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi Kepala SMP BPI dan SMP Pasundan 1 untuk meningkatkan kinerja guru. Upaya Kepala SMP dalam mengatasi hambatan untuk meningkatkan kinerja guru. Dampak kompetensi manajerial kepala SMP terhadap kinerja guru. Pendekatan penelitian yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif (Qualitative Descriptive Approach) . Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Teknik penelitian yang digunakan observasi berperan serta ( participan observation), wawancara mendalam (in depth interview) dan dokumentasi. Hasil penelitian , yaitu: (1) Perencanaan telah dilaksanakan sesuai dengan pedoman yang berlaku. Program ini dibuat dalam tim yang melibatkan beberapa unsur yang terdiri dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru yang diberi tugas sebagai tim pengembang sekolah dan perwakilan komite sekolah (2) Pengorganisasian, dilakukan secara berimbang dengan mengutamakan kinerja, kompetensi dan daftar urut kepangkatan (3) Pelaksanaan kompetensi manajerial dengan mengupayakan pembelajaran yang efektif dengan. meningkatkan kualitas gurunya , memberikan pelatihan-pelatihan. Untuk melihat kualitas kinerja guru, kepala sekolah melaksanakan supervisi, sekolah mentradisikan pemberian reward dan punishment. dalam melaksanakan kepemimpinannya dengam pendekatan demokratis. (4) Evaluasi kepala sekolah dalam meningkatkan kinerja guru dengan melaksanakan monitoring evaluasi setiap kegiatan yang sudah dilaksanakan, membuat pelaporan pelaksanaan program dan menindak lanjuti hasil evaluasi, (5) terdapat faktor pendukung dan penghambat bagi kepala sekolah, baik yang datang dari diri individu itu sendiri maupun dari luar individu seperti dari organisasi (sekolah) ataupun dari luar organisasi (6) Upaya yang dilakukan kepala sekolah ...
BASE
KONFLIK ANTARA SEKOLAH INDUK DAN SMP TERBUKA
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan terjadinya perselisihan antara sekolah Induk dan SMP Terbuka sebagai sekolah yang dibina terkait sarana prasarana di kedua sekolah tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan rancangan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa munculnya konflik yang terjadi disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah ketidakadilan, diskriminasi, saling tidak mempercayai, perbedaan kebudayaan, propaganda media, konflik politik dan kepentingan. Upaya yang dilakukan untuk meminimalisir konflik dilakukan dengan cara konsolidasi dengan seluruh personil dari kedua sekolah serta adanya koordinasi dengan berbagai pihak terkait. Abstract: This study aims to describe a dispute between the main school and the Open Junior High School as the school being fostered regarding the infrastructure in the two schools. This study used a qualitative approach with case study design. The results showed that the emergence of conflicts that occurred was caused by several factors including injustice, discrimination, mutual distrust, cultural differences, media propaganda, political conflicts and interests. Efforts were made to minimize conflict by consolidating all personnel from both schools and coordinating with various related parties. References: Anzizhan. (2015). Konflik dalam Organisasi Sekolah. Jurnal Tarbiyah, 22(1), 114-131. Bolman, L., & Deal, T. (1991). Leadership and Management Effectiveness: Multi-Frame, Multi-Sector Analysis. Human Resource Management, 30(4), 509-534. Harun, C. Z. (2009). Manajemen Sumber Daya Pendidikan. Yogyakarta: Pena Persada. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 053/U/1996 tentang Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Terbuka. Megasari, R. (2014). Peningkatan Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan untuk Meningkatkan Kualitas Pembelajaran di SMPN 5 Bukit Tinggi. Jurnal Bahana Manajemen Pendidikan, 2(1), 636-648. Mulida., Murniati., & Siswanto. (2016). Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan pada SMA Negeri 5 Banda Aceh. Jurnal MUDARRISUNA, 6(1). Mulyasa, E. (2009). Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana. Rahayu, S. M., & Sutama, S. (2016). Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Sekolah Menegah Pertama. Jurnal Varidika, 27(2), 123-129. Sandyohutomo. (2008). Implemntasi Kebijakan Ruang Terbuka Hijau pada Dinas Pertamanan Kota Medan. Jurnal Ilmiah Kajian Politik Lokal dan Pembangunan, 6(1). Suhardi, D. (2010). Paduan Penyusunan Penyelenggaraan SMP Terbuka. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMP. Sulistyorini. (2006). Manajemen Sarana dan Prasarana di Lembaga Pendidikan Islam. Jurnal Pendidikan Islam IQRA, 11(1). Tambunan, A. M., Huda, M. A. Y., & Degeng, I. N. S. (2017). Strategi Kepala Sekolah dalam Mengelola Konflik Menyikapi Dampak Negatif Penerapan Fullday School. Jurnal Pendidikan Universitas Negeri Malang, 2(6), 848-852. Tjosvold, D. (1997). Conflict within interdependence: its Value for Productivity and Individuality. in DeDreu, C. & E. Van de Vliert (eds.). Using Conflict in Organizations. London: Sage Publications. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Wirawan. (2013). Konflik dan Manajemen Konflik: Teori, Aplikasi, dan Penelitian. Jakarta: Salemba Humanika.
BASE
PERAN KOMITE SEKOLAH SMP DI KOTA SEMARANG
Komite Sekolah merupakan suatu badan atau lembaga non ?óÔé¼ÔÇ£ profit dan non ?óÔé¼ÔÇ£ politis, dibentuk berdasarkan musyawarah yang demokratis oleh para stakeholers pendidikan pada tingkat satuan pendidikan sebagai representasi dari berbagai unsur yang bertanggung jawab terhadap peningkatan kualitas proses dan hasil pendidikan. MBS adalah suatu bentuk alternatif program desentralisasi pendidikan di sekolah. Ciri ?óÔé¼ÔÇ£ ciri MBS adalah adannya otonomi yang kuat di tingkat sekolah, peran aktif masyarakat dalam pendidikan, proses pengambilan keputusan yang demokratis dan berkeadilan, menjunjung tinggi akuntabilitas dan tranparansi dalam setiap kegiatan pendidikan. Penelitian ini dilakukan di SMP di Kota Semarang selama bulan September dan Oktober 2008 dengan fokus penelitian peran Komite Sekolah SMP di Kota Semarang. penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan: (1) peran komite sekolah sebagai pemberi pertimbangan, (2) peran komite sekolah sebagai pendukung, (3) peran komite sekolah sebagai pengontrol, dan (4) peran komite sekolah sebagai mediator. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif - kualitatif dengan menggunakan studi kasus. Tehnik pengambilan data yang digunakan adalah observasi, wawancara serta studi dokumentasi. Hasil penelitian membuktikan bahwa: (1) peran komite sekolah sebagai pemberi pertimbangan telah menjalankan perannya dalam hal: a) menyusun RAPBS bersama sekolah, b) mengesah RAPBS pada bulan Juli (seharusnya), c) mengkontrol pelaksanaan APBS, d) mengontrol sistem pelaporan?é?á pelasanaan APBS setiap bulan, e) melaksanakan perubahan APBS pada?é?á setiap bulan Januari, f) mepertanggungjawabkan kepada masyarakat setiap akhir semester, g) memberikan pertimbangan dan rekomendasi kebijakan-kebijakan sekolah yang berkaitan dengan fungsi, hak dan kewajiban Komite Sekolah. (2) peran komite sekolah sebagai pendukung telah menjalankan perannya dalam hal: a) kegiatan operasional komite, b) pembelian alat tulis kantor, c) pendataan dan pemaparan data, d) peningkatan kualitas manajemen, f) pelayakan ruang Komite Sekolah, g) pelaksanaan pergantian pengurus, h) pembentukan paguyuban orang tua siswa. Kesungguhan terhadap pelaksanaan program kerja diwujudkan dengan penyediaan dana bagi terlaksananya kegiatan tersebut. (3) peran komite sekolah sebagai pengontrol telah berperan sebagaimana mestinya untuk hal: a) menyangkut pelaksanaan jadual KBM, b) bidang anggaran, c) tenaga kependidikan baik guru maupun non guru, d) prestasi sekolah selalu mendapatkan perhatian Komite Sekolah, e) Komite juga mengadakan pemantauan terhadap hasil ujian, kelulusan maupun kenaikan kelas. dan (4) peran komite sekolah sebagai mediator telah menjalankan perannya, dalam hal: a) membina hubungan yang sinergis antara sekolah dan stakeholders, b) mengadakan sarasehan pendidikan, c) menyelenggarakan diskusi pendidikan, d) menerbitkan media komunikasi dan, e) pemutahiran data. Namun kurang maksimal di dalam memediasi antara pihak sekolah dengan pemerintah maupun dengan dunia usaha/ industri. Saran yang disampaikan berkaitan dengan hasil penelitian antara lain, (1) Peran komite sekolah perlu lebih ditingkatkan, terutama dalam peran sebagai mediator antara sekolah dengan pemerintah atau sekolah dengan dunia usaha/industri. (2) Perlu penelitian lanjut mengingat fokus penelitian hanya menyangkut masalah peran komite sekolah. ?é?á Kata kunci : Peran, Komite Sekolah
BASE
Die SMP-Konzeption: europarechtliche Vorgaben für die asymmetrische Regulierung im Kommunikationssektor
In: Europäische Hochschulschriften
In: Reihe 2, Rechtswissenschaft = Droit = Law 3729
IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 (K13) SMP NEGERI 2 SAROLANGUN
This study investigated implementation Curriculum 2013 (K 13) at SMP Negerii 2 Sarolangun. It aimed at analyzing implementation of K 13 and identifying the factors influenced implementation K 13. Descriptive method with three main instruments; observation, interview and documentation were used to collect data. The finding showed that SMP Negeri 2 Sarolangun was applied K 13 through socialization, teacher preparation, and giving facilitation. The factors influence K 13 divided into two factors, they were supporting factors and problematic factors. As conclusion, all components includes government, school, teacher, parents, students, and stake holder should be interest and support the implementation K 13 at SMP Negeri 2 Sarolangun ; Artikel ini berisi tentang laporan penelitian implementasi Kurikulum 2013 (K 13) di SMP Negeri 2 Sarolangun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis implementasi K 13 dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kurikulum tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan tiga instrumen utama; observasi, wawancara dan dokumentasi yang digunakan untuk mengumpulkan data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa SMP Negeri 2 Sarolangun merapkan K 13 melalui 3 tahapan yaitu sosialisasi, persiapan guru, dan pemberian fasilitasi. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaaan K 13 dibagi menjadi dua faktor, diantaranya adalah faktor pendukung dan faktor penghambat. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa semua komponen termasuk pemerintah, sekolah, guru, orang tua, siswa, dan stake holder harus tertarik dan mendukung pelaksanaan K 13 di SMP Negeri 2 Sarolangun
BASE
Manajemen Kurikulum di SMP Muhammadiyah 7 Yogyakarta
The existence of educational curriculum management is a form of collaborative effort or effort to encourage the achievement of learning objectives, especially to improve the quality of teaching and learning interactions. This requires a series of evaluation, planning and implementation that cannot be separated from the unit. On the other hand, learning management is a part of a system with interrelated components. The learning components in an educational structure include students (students), teachers (educators), materials, curriculum, school infrastructure, and learning method strategies. In curriculum management and learning thus interrelated in education to achieve the desired goals. Curriculum management is an important part that influences the success of education in national education. In addition, because the curriculum is a support system to achieve institutional goals in an educational institution, the curriculum has an important role in realizing and creating quality schools. To support the success of the curriculum, the government sector or must be empowered to lead the curriculum. Curriculum management at the institution or school level must be coordinated by management (administrators) and assistant supervisors (administrators) which are developed as a whole in the context of the SBM and unit level curriculum. (KTSP) and the vision and mission of the educational institution. In this study, the method we use is direct observation at the school by interviewing the school and the supporters in making this journal are using library research or literature study which includes theories relevant to the problem in research. The library study itself is a series of activities related to collecting library data, reading, recording and processing data from a research.
BASE
IDENTIFIKASI PRIORITAS NILAI KARAKTER YANG DIBUTUHKAN SISWA SMP
Character education is the cultivation of values to students through educational activities in schools. The purpose of this study is to get an overview of the character values that are the priority required by the students of SMP Stella Maris Tangerang, school Year 2014/2015 through the opinion of parents, students, and teachers. This type of research is quantitative with survey method. The technique of collecting data is using questionnaires amounting to 23 items. Subjects consisted of 103 students of class VII, 80 parents of students, and 16 teachers. The data analysis technique used is quantitative descriptive using charts. The findings show that the top five character values required by the students of SMP Stella Maris Tangerang from 22 (twenty-two) character values surveyed are: 1) Religious; 2) To be honest; 3) Tolerance / Respect Diversity; 4) Confidence; 5) Democratic and Gotong Royong. While the bottom five character values required students of SMP Stella Maris Tangerang are: 1) Lifestyle (Skilled Set Money); 2) Love the Environment; 3) Nationalism; 4) Entrepreneurship; 5) Joy of Reading and Writing. The study also found a difference of opinion among parents, students, and teachers associated with the value of honest character. According to the students, the value of honest character was ranked 2nd, while according to parents and teachers are the 5th, and 7th. The findings of the latter is the character values of sexuality and nationalism are not seen as the high character values required by students of SMP Stella Maris Tangerang.Keywords: character, character education, adolescents.
BASE