A system dynamics approach for hospital waste management
In: Waste management: international journal of integrated waste management, science and technology, Band 28, Heft 2, S. 442-449
ISSN: 1879-2456
3 Ergebnisse
Sortierung:
In: Waste management: international journal of integrated waste management, science and technology, Band 28, Heft 2, S. 442-449
ISSN: 1879-2456
AbstrakBerbagai macam upaya dilakukan oleh pemerintah untuk menciptakan lingkungan suatu kota yang bersih, diantaranya melalui penyediaan fasilitas sistem pemrosesan sampah sebagai tahapan akhir dalam pengelolaan sampah. Saat ini, Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali memiliki 3 alternatif sistem pemrosesan sampah yang dapat diaplikasikan, yaitu: menggunakan tempat pemrosesan akhir sampah (TPA) eksisting Regional Bangli, membangun TPA baru tersendiri untuk Klungkung, dan pemrosesan akhir di Tempat Olah Sampah Setempat (TOSS). Penelitian ini bertujuan untuk memilih sistem pemrosesan sampah yang paling optimal dengan mempertimbangkan 4 kriteria, yaitu lingkungan, ekonomi, sosial dan teknis (analisis multikriteria) dengan menggunakan pendekatan Analytical Hierarchy Process (AHP). Setiap kriteria memiliki beberapa sub kriteria yang dimintakan kepada 35 orang responden yang mewakili 5 institusi pemerintahan daerah terkait untuk dilakukan penilaian perbandingan berpasangan. Penilaian juga dilakukan untuk mengevaluasi setiap alternatif terhadap semua sub kriteria dan kriteria. Secara global, responden lebih memilih pencegahan pencemaran lingkungan (nilai bobot 0,16) sebagai sub kriteria terpenting dari total 13 sub kriteria yang tersedia. Urutan kriteria yang dianggap lebih penting adalah lingkungan (nilai bobot 0,543), sosial (0,181), ekonomi (0,146) dan teknis (0,130). Untuk alternatif pengolahan sampah di fasilitas TOSS dianggap yang paling optimal (total nilai 0,47) disusul TPA Regional Bangli (0,28), terakhir TPA baru (0,25). Suatu alternatif sistem pemrosesan sampah dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing harus dipilih yang paling dapat diterima oleh berbagai stakeholder terkait sehingga diharapkan dapat menjadi bagian dari suatu sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan dari suatu kota.AbstractIn order to create a city clean, efforts are taken by government including provision of waste processing system facility as part of waste management system. Recently, Klungkung Regency, Bali Province has 3 alternatives of waste processing system to be applied, namely: utilizing the existing regional final disposal site (TPA) of Bangli, building a new TPA facility dedicated for Klungkung area only, and on-site waste processing facility (TOSS). The study aims to determine the most optimal of waste processing system by considering 4 criteria, namely environment, economic, social and technical (multicriteria analysis) with the help of Analytical Hierarchy Process (AHP). Each criterion having several sub criterions were assessed by 35 respondents representing 5 local government's institutions by applying pair wise comparison. The asessement were also performed to evaluate the alternatives to the given criteria and sub criterion. In global, respondents preferred to put environmental pollution prevention (weight of 0.16) as the most important among total 13 sub criterions available. Among the criteria, environment (weight of 0.543) was more prioritized than social (0.181), economic (0.146) and technical (0.130) aspects. Other result showed that TOSS (total value of 0.47) was more preferred than existing TPA of Bangli (0.28), and new TPA of Klungkung (0.25). An alternative of waste processing with its advantages and disadvantages should be chosen and acceptable by the related stakeholders, thus the facility becomes part of sustainable waste management system in a city.
BASE
ABSTRACTIn order to create a city clean, efforts are taken by the government, including the provision of waste processing system facilities as part of a waste management system. Recently, Klungkung Regency, Bali Province, has three alternatives waste processing systems to be applied, namely: utilizing the existing regional final disposal site (TPA) of Bangli, building a new TPA facility dedicated to Klungkung area only, and communal waste processing facility. The study aims to determine the most optimal waste processing system by considering four criteria (multicriteria) with the Analytical Hierarchy Process (AHP) from 35 respondents representing five local government institutions. Among the criteria, environment (weight of 0.543) was more prioritized than social (0.181), financial (0.146) and technical (0.130) aspects. Respondents preferred to put environmental pollution prevention (weight of 0.16) as the most important among 13 sub-criteria. Other results showed that TOSS (total value of 0.47) was more preferred than the existing TPA of Bangli (0.28) and new the TPA of Klungkung (0.25). An alternative waste processing with its advantages and disadvantages should be chosen and acceptable by the related stakeholders. Thus, the facility becomes part of a sustainable waste management system in a city.Keywords: multicriteria analysis, pair wise comparison, analytical hierarcy process, waste processing systemABSTRAKBerbagai macam upaya dilakukan oleh pemerintah untuk menciptakan lingkungan suatu kota yang bersih, diantaranya melalui penyediaan fasilitas sistem pemrosesan sampah sebagai tahapan akhir dalam pengelolaan sampah. Saat ini, Kabupaten Klungkung, Propinsi Bali, memiliki 3 alternatif sistem pemrosesan sampah yang dapat diaplikasikan, yaitu: menggunakan tempat pemrosesan akhir sampah (TPA) eksisting Regional Bangli, membangun TPA baru tersendiri untuk Klungkung, dan pemrosesan skala komunal (misalnya berupa Tempat Olah Sampah Setempat/TOSS). Penelitian ini bertujuan untuk memilih sistem pemrosesan sampah yang paling optimal dengan mempertimbangkan 4 kriteria (multicriteria) dengan menggunakan pendekatan Analytical Hierarchy Process (AHP) dari 35 orang responden yang mewakili 5 institusi pemerintahan daerah. Urutan kriteria yang dianggap lebih penting adalah lingkungan (nilai bobot 0,543), sosial (0,181), finansial (0,146) dan teknis (0,130). Responden lebih memilih pencegahan pencemaran lingkungan (nilai bobot 0,16) sebagai subkriteria terpenting dari total 13 subkriteria. Sedangkan alternatif pemrosesan sampah skala komunal dianggap yang paling optimal (total nilai 0,47) disusul TPA Regional Bangli (0,28), terakhir TPA baru (0,25). Suatu alternatif sistem pemrosesan sampah dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing harus dipilih yang paling dapat diterima oleh berbagai stakeholders terkait sehingga diharapkan dapat menjadi bagian dari suatu sistem pengelolaan sampah yang berkelanjutan dari suatu kota.Kata Kunci: analisis multikriteria, perbandingan berpasangan, analytical hierarchy process, sistem pemrosesan sampah
BASE