Kehidupan demokrasi di In-donesia semakin hari terlihat semakin semarak. Berbagai wacana demokrasi digembar-gemborkan para elit politik. Demokrasi menjadi semacam kata sakti untuk melegitimasi hal-hal yang bisa jadi bermuatan lain di luar de-mokrasi. Lalu pertanyaannya, apakah sebenarnya demokrasi? Sudahkah demokrasi di Indonesia berjalan se-bagaimana mestinya? Lalu demokrasi macam apakah yang sebenarnya kita anut di negeri ini? Melalui Demokrasi Sustansial: Risalah Kebangkrutan Liberalisme, Donny Gahral Adian membawa kita "berwisata" ke dalam substansi demokrasi yang sesungguh-nya.
Ideologi para pemilih politik adalah suatu domain aktivitas sosial yang menyangkut terjadinya perebutan dan distribusi kekuasaan. Pola interaksi dalam dunia politik yang terjadi sangat dipengaruhi oleh sistem nilai (value of system) yang berkembang dalam masyarakat. Karena sistem nilai dalam masyarakat selalu dinamis, pola interaksi politik dalam masyarakat pun bersifat dinamis Jika dilihat dari perkembangan-nya, politik di Indonesia mengalami banyak fase. Dilihat dari segi pemilih, interaksi politik di Indonesia meng-alami beberapa perubahan. Pada awalnya, partisipasi politik warga negara hampir sebagian besar didasarkan pada memilih partai berdasarkan kesamaan pandangan ideologi. Pemilih tersebut tidak mempertimbangkan apa dan bagai-mana program kerja partai. Pemilih-pemilih ini terbagi-bagi ke dalam partai-partai yang mengusung ideologi berbeda. Seiring
Semarak hajatan demokrasi di negeri ini seakan-akan menemui puncak pada tahun 2009 ini. Hal ini disebabkan pada tahun ini terjadi dua hajatan besar di negara ini: Pemilu legislatif dan eksekutif. Berlangsungnya pemilihan umum legislatif dan eksekutif ini menyebabkan hampir semua perhatian masyarakat tertuju pada hal-ihwal pergelaran hajatan ini.
Information about the spread of the coronavirus is circulated through various information channels in the society, both mainstream media, alternative media, social media, and daily conversation. One of the information channels that is widely used and referenced by the public is social media. Dissemination of information about the expanse of the coronavirus on social media is arranged by various individuals. This study will explain the disemination of information relating to covid-19 in terms of the social class of the reader. In this study, we use critical discourse analysis as a method for analyzing data. This study finding is that the information circulation about coronavirus in social media is class bias. General information is conducted through formal language by middle-class groups. On the other hand, many people present alternative information in the form of memes, jokes, and funny content that contains information about spreading the coronavirus. This phenomenon can be categorized as a lower social class attempt to understanding and spreading information about the coronavirus (Cinelli, et al., 2020)outbreak. The media used to disseminate this information contains text, images/photos, or videos that contain memes, organizes, and funny content. This phenomenon can be seen as a lower-class struggle to educate its class in situations and conditions caused by the coronavirus.