Suchergebnisse

III. 1. Dr. Russel Jones (School of Oriental Languages di London) dengan secara terperinci membicarakan kembali asal usul nama "Indonesia" dan secara teliti meninjau kembali berbagai pemakaian nama tersebut dalam karya2 ilmu bumi Eropah pada akhir abad ke XIX serta tulisan2 yang pertama ditulis oleh para nasionalis Indonesia abad ke XX. Nama "Indonesia" untuk pertama kali di- gunakan oleh Earl, seorang pelancong bangsa Inggris, lalu dipopu- lerkan oleh Bastian dan kemudian Mohammad Hatta.

2) Prof. V. Monteil, who stayed two years in Indonesia as a cultural attaché, has gathered numerous facts in order to write a book devoted to "Indonesian Islam"; we are publishing here the text of a talk he gave in Djakarta in June, 1970, where he analyses the burning question of the common points and the tensions which bring together — and which separated — the diverse religions of Indonesia (Islam, Protestantism, Catholicism, Hinduism ).

— Khaidir Anwar (SOAS, Londres) analyse, en partie à l'aide de ses souvenirs personnels, le rôle joué par les élites Minangkabau dans les premiers développements de 1' "Indonésien".

3. Karl J. Pelzer (Yale University, USA) mengadakan perbandingan antara sistim monopoli tembakau di Pilipina pada abad XVIII dan XIX dan sistim "cultuurstelsel" di Jawa sesudah 1830. Ada ke- mungkinan pada asalnya bukanlah merupakan sistim. yang "diimport" oleh para penjajah, melainkan suatu sistim tradisionil yang sudah dikenal di Jawa Barat.

Summary in English p. 853.

Summary in English p. 928.